Kisah sukses Bapak Abraham Tfuakani dan Yesaya Tfuakani dalam berkebun organik

Bapak Abraham Tfuakani dan Yesaya Tfuakani merupakan angggota keluarga yang bergabung di kelompok belajar B Desa Netpala. Yesaya Tfuakani yang merupakan ayah dari Abraham Tfuakani yang menggeluti pupuk organik meskipun umurnya kurang lebih sudah mencapai 60 tahun, masih tetap bersemangat dalam belajar. Beliau mulai bergabung di kelompok belajar pada tahun 2022. Setelah mendapatkan pelatihan dan dampingan di program Land4lives, beliau langsung melakukan aksinya dengan membuat pupuk organic secara banyak untuk kebutuhan berkebun bahkan di jual. Pupuk yang di buat yaitu organic padat dan cair yang di simpan di tedmon kapasitas 1200 L untuk yang cair dan yang padat di terpal ukuran 4×6. Sedangkan anaknya Abraham Tfuakani yang menggeluti di perkebunan dan pertanian bergabung juga di kelompok belajar yang sekaligus kebunnya menjadi Lokasi kebun belajar. Kebun yang dikelola beliau dan anggota kelompok merupakan kebun sayur yang di padukan dengan tanaman buah-buahan seperti jeruk, mangga alpukat, dan tanaman NVS seperti benggala, serai dan king grass.

Pupuk organic dan agroforestry merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di lepaskan untuk keberlajutan lahan seperti Bapak Yesaya dan Bapak Abraham, ayah dan anak yang memanfaatkan pupuk organic untuk kebutuhan kebun dan pertanian. Menurut beliau-beliau pupuk kimia sudah sangat sulit di cari dan kalau adapun harganya mahal maka dari itu agar kebun tetap menghasilkan peralihan kimia ke organic merupakan solusi yang tepat. Selain itu pupuk organic sangat mudah dibuat dan bahan-bahannya tersedia di dalam desa, bukan hanya itu saja manfaat pupuk organic juga sangat baik untuk tanah dan tanaman. Tanaman yang menggunakan pupuk organik rasa dari tanaman sayuran tersebut memilik rasa yang lebih enak dari pupuk kimia. Sedangkan tanah yang menggunakan pupuk organic menjadi lembab dan gembur sedangkan tanah yang sering menggunakan pupuk kimia tanahnya kering bahkan ketika hujan turun tanah tersebut di bawa air ke bawah apabila tidak menggunakan Teknik NVS seperti Bapak Abraham. Bapak Abraham menggunakan NVS untuk menahan air dan tanah agar tidak merusak tanaman dan bedengan kalau hujan turun. Selaian itu NVS juga digunakan sebagai pembatas bedengan seperti dikebunnya, tanaman yang di tanam sebagai NVS pun memiliki hasilnya yaitu sebagai pakan ternak dan di jual untuk tanaman serai.

Praktik-praktik yang sudah dilakukan oleh ayah dan anak ini merupakan langkah kecil dalam mengurangi dampak perubahan iklim yang terjadi, seperti menjaga kelembaban tanah apabila terjadi kekeringan dengan pupuk organic. Menjaga lahan tidak banjir dengan Teknik NVS, memperbanyak tanaman pohon untuk pengahasil oksigen dan penyerap karbondioksida. Dan terpenting menahan tanah agar tidak erosi dan longsong karena kebanyakan lahan yang ada merupakan lahan miring.