Perubahan dalam hidup sangat membutuhkan waktu yang pajang baik dalam pola pikir maupun dalam perilaku setiap hari. Petani jaman dulu sampai sekarang banyak yang bertani secara tradisional karna terbawa dari sistem bertani yang terpola dengan kebiasaan jaman dulu (nenek moyang). Terutama petani di NTT khususnya di Kabupaten Timor Tengan Selatan masih banyak yang bertani secara tradisional dengan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Dengan berjalannya waktu Land4Lives melakukan kegiatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan melibatkan petani-petani yang mau bergabung untuk belajar tentang sistem pertanian organik yang berkelanjutan dengan menjaga kelestarian alam yang sangat memadai. Para petani bergabung dan ikut belajar untuk mendapatkan ilmu penegetahuan tentang pertanian cerdas iklim untuk menjaga ekosistem tetap terjaga.
Di Kabupaten timor Tengah Selatan khususnya di Desa Falas dusun A, bapak Sibel Asbanu (57 Tahun) berkeinginan untuk merubah sistem bertaninya. Dikebun beliau ingin beralih ke sistem agrpoforestri, dimana dapat menanam semua jenis tanaman yang ada seperti jeruk, pisang, jagung, kacang-kacangan, dan labu didalam satu kebun dengan mengatur jarak tanamnya. Saat ini pola tanam yang di pakai oleh bapak Sibel Asbanu masih dengan cara SALOME (satu lubang rame-rame), dimana dalam satu lubang tugalan itu ada beberapa jenis tanaman, seperti jagung, kacang labu dan turi. Pola tanam yang dipakai seperti ini dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanam menjadi kerdil, karena terjadi persaingan dalam mengambil hara dalam tanah, sehingga hasil panen menurun, dan berdampak pada ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga ikut menurun.
Dengan adanya program Land4Lives bapak Sibel Asbanu terinspirasi dan memiliki keinginan yang tinggi untuk merubah sistem bertaninya. Pada musim tanam tahun ini, kebun milik bapak Sibel Asbanu dijadikan sebagai kebun belajar dan kebun tersebut sudah ditanam berbagai macam jenis tanaman pohon seperti jeruk, mangga, jambu mente, rambutan dengan mengatur jarak tanam sesuai dengan jenis tanaman. Menurut bapak Sibel Asbanu, dengan pola tanam seperti ini sangat baik karna pertumbuhan tanaman tidak terganggu dan tidak ada perampasan makanan antara tanaman satu dengan tanaman yang lain. Bapak Sibel Asbanu Pada Kesmpatan ini menyatakan bahwa beliau ingin berubah, baik pola pikir maupun pola bertani dengan memperhitungkan jenis tanaman, pola tanam serta pengunaan bahan alami sebagai pupuk demi kesuburan tanah tetap dijaga.
Keinginan bapak Sibel Asbanu mengadopsi sistem pertanian ini di kebun lain miliknya. Sekarang sudah mulai dengan pembibitan anakan yaitu: jambu mente, mangga dan alpukat. Beliau bersama kelompoknya membuat rumah pembibitan dan persemaian secara berkala untuk mendapatkan batang bawah setelah itu baru disambung atau di okulasi untuk mendapatkan bibit unggul agar dapat ditanam dikebunnya.